Thursday, October 20, 2011

Daily Pharmacy II

DAILY PHARMACY II: TIMBILAN

TIMBILAN (Hordeolum)

Timbilan adalah suatu infeksi pada satu atau beberapa kelenjar pada tepi atau bawah kelopak mata. Istilah lain dari timbilan adalah bintit atau hordeolum. Timbilan disebabkan oleh infeksi akut pada kelenjar minyak di dalam kelopak mata yang terdapat bakteri dari kulit (biasanya bakteri stafilokokus). Semua jenjang usia dapat terkena timbilan. Bintit ini akan muncul beberapa hari dan akan hilang dengan sendirinya. Dapat pula muncul di kemudian hari sehingga orang yang sudah mengalami timbilan tak menutup kemungkinan akan mengalami lagi.

Timbilan terdiri dari dua fase, yaitu fase infiltratif di mana gejalanya masih meradang dan nyeri, serta fase supuratif, yaitu fase ketika kondisi peradangan sudah reda, tetapi bintit sudah memasuki tahap untuk memerlukan pengirisan (Insisi) dan kuretase (pembersihan). Pada satu mata bintit dapat muncul lebih dari satu secara bersama-sama. Gejala awal dari timbilan biasanya berupa kemerahan, nyeri bila ditekan, dan nyeri pada tepi kelopak mata. Selain itu, mata ada kemungkinan untuk berair, peka terhadap cahaya terang, dan penderita merasa ada sesuatu di matanya. Sebagian kecil daerah kelopak membengkak atau terkadang seluruh kelopak mata membengkak. Di tengah daerah yang membengkak sering terlihat bintik kecil berwarna kekuningan. Adakalanya terbentuk abses (kantong nanah) yang cenderung pecah dan melepaskan sejumlah nanah. 



Ada dua tipe timbilan, yakni hordeolum externum dan hordeolum internum. Tipe hordeolum externum, benjolannya terlihat di luar kelopak mata. Sementara tipe hordeolum internum hanya berupa benjolan yang berada di dalam kelopak mata. Gejalanya, kadang-kadang (pasien anak kecil) anak merasa terganggu, kemudian rewel, dan demam. Keduanya tipe timbilan berbahaya, harus mendapat penanganan sedini mungkin agar sembuh total. 

Untuk mengetahui apakah bintik yang ada di mata timbilan atau bukan, kita dapat melakukan pemeriksaan fisik, semisal apakah bintit tersebut keras atau tidak, mata sering berair atau tidak (memastikan kemungkinan penyumbatan saluran kelenjar air mata). 

Pada bintitan yang masih dalam tahap awal, maka pengobatan dapat dilakukan secara konservatif, yaitu berupa kompresi dingin untuk mengurangi inflamasi dan obat-obatan seperti tetes mata, salep mata, maupun obat oral yang mengandung antibiotik. Apabila bintit sudah memasuki tahap supuratif, yang dapat dilakukan adalah melakukan insisi dan kuretase pada bintit tersebut. 

Pencegahan timbilan dapat dilakukan dengan cara tidak menyentuh daerah sekitar mata ketika tangan sedang kotor. Oleh karena itu, mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menyentuh mata sangat disarankan karena mata merupakan daerah sensitif yang mudah iritasi. Selain itu, minyak yang berlebihan di tepi kelopak mata harus dibersihkan secara perlahan

Terapi Pengobatan Hordeolum (Timbilan)
  1. Hordeolum bisa diobati dengan kompres hangat selama 10 menit sebanyak 4 kali/hari. Jangan mencoba memecahkan hordeolum, biarkan pecah sendiri. 
  2. Krim antibiotik kadang digunakan untuk hordeolum yang berulang atau menetap (yang disebabkan oleh bakteri). Contohnya Salep Mata dan Tetes Mata. Gentamycin, Neomycin, Polimyxin B, Chloramphenicol, Dibekacin, Fucidic acid, dan lain-lain. Antibiotik sistemik mungkin diindikasikan jika hordeolum dipersulit oleh selulitis preseptal. Doksisiklin oral juga dapat ditambahkan jika ada riwayat lesi multipel atau berulang atau jika ada meibomitis signifikan dan kronis.
  3. Hordeolum interna adalah hordeolum yang terbentuk pada kelenjar yang lebih dalam. Gejalanya lebih berat dan jarang pecah sendiri, karena itu biasanya dokter akan menyayatnya supaya nanah keluar (Insisi)
Kapan dilakukan insisi ?

Dianjurkan insisi (penyayatan) dan drainase pada hordeolum, apabila:
  1. Hordeolum tidak menunjukkan perbaikan dengan obat-obat antibiotika topikal dan antibiotika oral dalam 2-4 minggu.
  2. Hordeolum yang sudah besar atau sudah menunjukkan fase abses. 
Setelah insisi dianjurkan kontrol dalam seminggu atau lebih untuk penyembuhan luka insisi agar benar-benar sembuh sempurna.

Farmakoterapi Hordeolum (Timbilan)

Tujuan dari farmakoterapi adalah untuk mengobati infeksi, untuk mengurangi morbiditas, dan untuk mencegah komplikasi.

Terapi Obat: Antibiotik
  • Sefaleksin (Keflex, Biocef, Keftab)
Generasi pertama sefalosporin sering digunakan pada infeksi struktur kulit atau kulit (misalnya, hordeolum akut) yang disebabkan oleh stafilokokus atau streptokokus. Diberikan secara oral dan memiliki paruh 50-80 min. Hanya 10% adalah protein terikat dan lebih besar dari 90% pulih berubah dalam urin. Informasi Obat Klik disini 
  • Eritromisin dasar (E-Mycin)
Menghambat pertumbuhan bakteri, kemungkinan dengan menghalangi disosiasi peptidil t-RNA dari ribosom, menyebabkan RNA-dependent sintesis protein untuk menangkap. Diindikasikan untuk infeksi yang disebabkan oleh strain mikroorganisme yang rentan dan untuk pencegahan infeksi kornea dan konjungtiva. Informasi Obat Klik disini

Terapi Tradisional

Terapi tradisional hordeolum (timbilan) dapat digunakan bawang putih untuk mengatasinya. Umbi lapis ini mengandung beberapa kandungan alami yang terkandung dalam tiap-tiap getahnya. Kandungan tersebut berupa minyak atsiri, alildisulfida, dialildisulfida, alisin, aliin, enzim alinasa, triglikosida, vitamin A, vitamin B, dan hormon kelamin. 

Perlu diketahui, bawang putih memiliki sifat khas yang menghangatkan, tajam tetapi halus. Bagian yang digunakan untuk mengobati mata timbilan adalah umbi lapisnya. Bahan yang digunakan sangat simple, yaitu cukup menyediakan sebutir bawang putih yang sudah dicuci bersih dan dikupas. 

Kemudian, potong bagian ujungnya agar dapat memoles bagian mata yang timbilan dengan mudah. Poles timbil dengan irisan bawang secara perlahan-lahan dan searah. 

Pada bagian ini perlu kehati-hatian, karena salah-salah bisa mengenai mata. Lakukan berulang-ulang pada pagi dan sore hari, sampai timbilan mengempis.


Sumber:

3 comments:

Thanks ! ! for leave a comment...