Friday, September 23, 2011

Penyakit Parkinson

Heloo guys

Cuma mau share info aja nih gan...setelah baca sana sini....di twitter

Penyakit Parkinson disebabkan gangguan keseimbangan dopamin, suatu zat kimia penghantar saraf, di bagian tertentu di otak.

Stroke, penyakit genetik, obat-obatan, benturan di kepala; bisa menyebabkan penyakit Parkinson. Gejala penyakit Parkinson antara lain adalah gangguan jalan, gangguan pada aktivitas yang memerlukan ketelitian tangan, dan kekakuan otot.





Berbagai obat Parkinson yg dikenal: antikolinergik, levodopa kombinasi, COMT-inhibitor, MAO-B inhibitor, dopamine agonis, NMDA antagonis.

Prinsip obat Parkinson's disease, kira-kira agar dopamin dapat kembali ke kadar normal; khususnya di substansia nigra otak.

Sehubungan dengan dopamin, ada zat penghantar saraf lainnya yang ikut terlibat; yaitu asetilkolin

Jika dopamin turun, maka asetilkolin secara relatif akan naik.

Dengan prinsip inilah, obat pertama untuk Parkinson's disease dalam sejarah yaitu antikolinergik, dibuat.

Antikolinergik menghambat asetilkolin berikatan dengan reseptornya; sehingga dapat mengimbangi defisit dopamin substansia nigra. Contoh antikolinergik adalah triheksifenidil, yang diapprove FDA sejak 1949 untuk pengobatan Parkinson's disease.

Di tahun 1949-1950-an itu, nama penyakit ini masih parkinsonism atau paralysis agitans.

Antikolinergik cukup efektif dan jadi unggulan selama kira-kira 15-20 tahun, sampai akhirnya ditemukan levodopa.


Saat ini, triheksifenidil masih dipakai untuk terapi penyakit Parkinson.

Levodopa ditemukan pada akhir dekade 1960-an. Obat ini masih menjadi obat standar pengobatan PD. Kelemahan utama levodopa adalah, levodopa itu sendiri mudah dikonversi di jaringan perifer menjadi dopamin; sebelum levodopa mencapai otak.

Enzim yg mengkonversi: dopa dekarboksilase. Maka itu levodopa harus diberikan bersama dekarboksilase inhibitor: carbidopa atau benserazide. Menurut The Lancet 1976; 308: 381-384 ~ carbidopa ataupun benserazide tidak berbeda bermakna; alias sama saja.

Dosis levodopa dan dopa dekarboksilase inhibitor biasanya tersedia dalam rasio tetap yaitu 4 berbanding 1.

Masih ada masalah lain. Kendala utama terapi levodopa adalah kadar levodopa plasma yang tidak stabil dan rentan fluktuasi. Hal ini mengakibatkan pengaruh pada gerakan motorik (diskinesia) si penderita.

Selain itu levodopa kurang praktis, harus diberikan 3 kali sehari. Di akhir masa aktif obat, sering muncul fenomena on-off. Periode ON adalah masa di mana levodopa bekerja, sedangkan OFF adalah masa di mana levodopa tidak bekerja (gejala timbul). Kalau periode off sudah makin panjang, biasanya itu tanda perlu ditambahkan COMT inhibitor atau MAO inhibitor.

Penyebab kadar levodopa instabil; di antaranya peran enzim COMT (catechol-O-methyltransferase) & MAO (monoamine-oxidase).

Penghambatan enzim COMT dapat meningkatkan ketersediaan levodopa di jaringan otak. Contoh COMT inhibitor: entacapone dan tolcapone

Biasanya entacapone dan tolcapone ini tidak diberikan sendirian, melainkan bersama levodopa-benserazide.

Mengapa demikian? Karena logikanya, penghambatan COMT baru berguna jika kadar levodopa di otak dalam keadaan cukup terlebih dahulu.

Sekarang sudah tersedia campuran tetap antara levodopa-dopa dekarboksilase inhibitor 4:1 dan entacapone 200 mg. Dengan kombinasi demikian, diharapkan efek samping akibat fluktuasi kadar dopamin lebih ringan.

Saat ini di Indonesia sudah tersedia kombinasi levodopa-carbidopa-entacapone

Selain COMT, ada enzim lain yang namanya MAO, alias monoaminooksidase.

Penghambatan MAO-B meningkatkan ketersediaan levodopa dan memberi efek neuroprotektif. Contoh MAO-B inhibitor: selegiline dan rasagiline. Sebenarnya beberapa review sempat meragukan tentang efektivitas selegiline, terutama di pertengahan 1990-an

Oleh karena itu, selegiline dan rasagiline pun, teoritis tidak dapat berdiri sendiri; sama seperti entacapone dan tolcapone.

Baik COMT inhibitor maupun MAO-B antagonist harus diberikan setelah ada levodopa-benserazide

Rival utama levodopa adalah dopamine agonist, yaitu golongan obat yang dapat merangsang produksi dopamin langsung di corpus striatum.

Dopamine agonists antara lain tda: pramipexole, bromokriptin, rotigotine, ropinirole, dan cabergoline.

Efek samping fluktuasi dopamin lebih lemah pada pemberian dopamine agonists. Tapi ada "konsekuensi lain" yang juga berat. Kelemahan dopamine agonist adalah dapat menimbulkan serangan tidur mendadak (acute sleep attack), bahkan di saat si penderita beraktivitas.

Selain itu efek sampingnya mual muntah. Ingat lawannya yaitu dopamine antagonist (domperidone, metoclopramide) adalah obat antimuntah.

Dopamine agonist yang efek samping serangan tidurnya lumayan berat adalah ropinirole. Yang sedang pramipexole. Yang ringan cabergoline.

Mengapa DA menjadi rival levodopa? Karena keduanya sama-sama dapat dipakai sebagai monoterapi untuk Parkinson's disease tahap awal.

sekian dari saya...

thank you :D

sumber: @learnpharmacia

No comments:

Post a Comment

Thanks ! ! for leave a comment...