Thursday, September 29, 2011

Bangkai Satelit Akan Jatuh Lagi ke Bumi pada November


Jakarta - Setelah Upper Atmospheric Research Satellite (UARS) jatuh ke Bumi pada 24 September lalu, satu bangkai satelit lain akan menyusul. Bangkai satelit Roentgen atau ROSAT diperkirakan akan menghujam ke Bumi pada November mendatang.

Dikutip dari space.com, Rabu (28/9/2011) Satelit Roentgen atau ROSAT telah dinonaktifkan dan akan jatuh ke Bumi pada awal November. Namun masih belum diketahui kapan dan di mana puing-puing satelit itu akan jatuh.



ROSAT merupakan teleskop satelit sinar-X asal Jerman yang diluncurkan pada 1 Juni 1990 silam. Satelit ini bertugas selama 8 tahun hingga 12 Februari 1999.

Orbit satelit berbobot 2,4 ton ini adalah sepanjang 53 derajat lintang utara dan selatan. Artinya, saat jatuh, satelit ini bisa jatuh di mana saja dari Kanada hingga Amerika Selatan. Demikian disampaikan pejabat German Aerospace.

Perkiraan terkini menyebut, 30 serpihan besar dari satelit ini akan jatuh ke bumi setelah melewati atmosfer. Sehingga diperkirakan 1,6 ton komponen satelit ini akan mencapai permukaan Bumi. Proses masuknya kembali ROSAT ke Bumi sama seperti UARS yang berbobot 6 ton saat masuk ke Bumi dan serpihannya jatuh di Samudera Pasifik bagian selatan pada 24 September lalu.

Pada 1998, ROSAT mengalami kegagalan yang menyebabkan kamera onboard-nya mengarah langsung ke matahari. Hal ini secara permanen merusak ROSAT sehingga dinonaktifkan pada Februari 1999.

Para ilmuwan telah melakukan pelacakan satelit mati yang telah menjadi sampah antariksa. Namun rincian detail tentang sampah antariksa ini baru diketahui dua jam sebelum menghunjam Bumi.

"Tidak mungkin memprediksi secara akurat saat ROSAT masuk kembali ke Bumi," kata Kepala Space Debris Office di European Space Agency, Heiner Klinkrad.

Pengamatan akan terus dilakukan untuk mengetahui Bumi bagian mana yang akan kejatuhan puing satelit ini. Kemungkinan teleskop yang tahan panas menjadi bagian dari satelit yang akan sukses masuk dan mendarat di permukaan Bumi.

"Secara umum, setiap kali satelit kembali memasuki atmosfer, sekitar 20 sampai 40 persen dari massa benar-benar mencapai permukaan bumi," kata Klinkrad. "Dalam kasus ROSAT, angka ini bisa sedikit lebih tinggi karena salah satu fitur khasnya adalah karena membawa membawa struktur tahan panas," sambungnya.

Pejabat German Aerospace mengatakan, meski satelit ini jatuh tak terkendali saat masuk ke Bumi,namun peluang mengenai manusia atau properti sangat sedikit. Bahkan saat UARS yang lebih besar dari ROSAT jatuh ke Bumi, peluang mengenai manusia 1:3.200. Ilmuwan NASA mengklaim hingga saat ini belum ada korban atau cedera serius akibat tertimpa puing satelit.

Sumber detiknews.com

No comments:

Post a Comment

Thanks ! ! for leave a comment...